Karena permukaan logam aluminium memiliki lapisan tipis oksida yang kuat, lapisan tipis inilah yang dapat melindungi logam aluminium tersebut terhadap udara, dalam arti lapisan tipis oksida ini cukup kuat untuk menahan oksigen sehingga tidak terbentuk oksidasi lebih lanjut (peristiwa korosi). Selain tidak dapat bereaksi dengan udara, logam aluminium juga tidak dapat bereaksi dengan air karena adanya lapisan tipis oksida ini.
Lapisan oksida ini pembentukannya dengan cara dilapiskan secara elektrolit pada aluminium yang prosesnya terbentuk secara alami, prosesnya disebut “ proses anodisasi”. Untuk mempertebal lapisan oksida ini dapat dilakukan dengan proses anodisasi,dimana pada proses anodisasi ini logam Al dipakai sebagai anode pada elektrolisis menggunakan larutan H2SO4. Gas O2 yang terbentuk akan bereaksi dengan anode untuk menghasilkan lapisan Al2O3.
Aluminium sebenarnya merupakan logam yang mudah bereaksi dengan udara dan air. Hal itu dapat dilihat dari sifat reduktor aluminium cukup baik, dan harga potensial reduksinya (Eo = -1,66 volt) cukup negatif untuk mudah bereaksi dengan air dan oksigen
tetapi karena adanya lapisan tipis oksida ini, maka aluminium tidak dapat bereaksi dengan udara dan air.
Lapisan tipis oksida pada permukaan aluminium, lapisan tipis Al2O3 ini memiliki tebal 10-8 meter yang tidak tembus air, sehingga melindungi permukaan logam dari reaksi lebih lanjut. (Hal ini berbeda dengan karat besi Fe2O3 yang berpori dan tembus air, yang menyebabkan bagian besi di bawah karat tidak terlindungi dari serangan oksigen dan uap air). Akibatnya, logam aluminium cukup stabil dan tahan lama untuk digunakan dalam berbagai peralatan
1 komentar:
Numpang lapak gan Toko Kimia.
Terima Kasih.
Posting Komentar